Pada saat bersamaan, di rumah istri pertama Kakek Rasidin diadakan tahlilan, yaitu kirim arwah diselingi dengan membaca Yasin dan surat-surat pendek seperti al-ikhlas, al-falaq, al-nas, ayat kursi dan sebagainya. Tidak sedikit yang datang ke pengajian itu sebagai bentuk penghormatan kepada Kakek Rasidin yang hingga beberapa hari tidak ditemukan jasadnya.
Keluarga sendiri tak pernah berhenti mendoakan almarhum semoga jasadnya cepat ditemukan. Kalaupun tidak lagi, berharap ia mendapatkan ketenangan di alam baka. Hingga memasuki tahlilan ketujuh hari, belum ada kabar dari pemerintah Arab Saudi soal jasad Kakek Rasidin. Maka harapan sudah semakin pupus. Kesimpulan pun bermunculan, mungkin ia dimakan binatang buas sehingga dagingnya habis dan tak bersisa. atau mungkin nyebur ke laut merah hingga terseret sampai sungai nil yang ada di mesir.
Ketika harapan itu sudah habis, tiba-tiba kejadian aneh muncul pada malam tahlilan yang ke-40. Kakek Rasidin datang seorang diri ke rumah istri pertamanya dalam kondisi sangat kurus dan pakaian kumal. Orang mengira arwah Kakek Rasidin yang datang alias rohnya gentayangan. Sebagian orang pun ketakutan dan tidak sedikit yang lari. Namun, beberapa saat kemudian mereka sadar kalau yang datang itu adalah benar-benar Kakek Rasidin alias dia masih hidup.
Kejadian ini pun benar-benar mengejutkan. Bagaimana bisa seseorang yang dianggap telah meninggal dunia, tidak saja oleh keluarganya tetapi juga oleh pemerintah Arab Saudi sendiri, kini datang kembali? Dari mana saja ia selama ini? Mungkin itulah pertanyaan besar yang harus dijawab oleh Kakek Rasidin dan tidak sabar ingin didengar oleh orang lain.
Kepada anaknya, Kakek Rasidin pun berterus terang bahwa ketika berada di Makkah al-Mukarramah dia melihat banyak sekali wanita cantik. Karena tergiur dengan kecantikan mereka, ia pun mau saja saat mereka mengajaknya pergi. Tempat yang dituju itu, bagi Kakek Rasidin, benar-benar sangat asing dan tidak pernah dikenalnya sama sekali. Yang jelas, selama diajak oleh para wanita cantik itu, ia hanya berpesta pora. Mereka bersenang-senang.
Kakek Rasidin menyangka kalau ia hanya sebentar bersama para wanita cantik itu. Namun, setelah kembali lagi ke maktab (pemondokan) ia sudah tidak lagi menemukan keluarganya karena sudah pulang ke tanah air. Akhirnya, oleh dinas setempat ia pun diantarkan pulang ke tanah air dan akhirnya sampai ke rumah dengan keadaan selamat.
Apa yang bisa kita petik dari kisah di atas adalah bahwa apa yang kita lakukan saat di tanah air, maka itu pula yang akan kita tunai saat ibadah haji. Karena Kakek Rasidin suka mempermainkan wanita dengan kawin cerai, maka ia pun terjerumus oleh wanita pula saat ibadah haji. Ia seolah-olah melihat wanita cantik dan diajaknya pergi. Padahal, bisa jadi, para wanita itu merupakan kiriman Allah dari alam lain untuk menggoda Kakek Rasidin. Alam para wanita yang tidak dikenal oleh Kakek Rasidin menunjukkan bahwa sesungguhnya sang kakek sedang dibawa oleh makhluk gaib ke alam lain. Perasaan sang kakek yang hanya sebentar, padahal sebenarnya lama, semakin menguatkan dugaan ini.
Atas dasar itulah, kita harus menyiapkan diri sebaik mungkin sebelum berangkat ibadah haji. Hendaklah kita bertaubat sepenuh hati sebelum berangkat ke sana. Tidak saja mempersiapkan nilai materi saja, tetapi juga mental dan spiritual kita. Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga buat pembaca sekalian. Khususnya buat Kakek Rasidin sendiri, semoga hal ini bisa menyadarkannya bahwa apa yang dilakukannya selama ini tidaklah baik. Sehingga saat ia mau naik haji lagi (mungkin), itu akan membuatnya semakin lebih mempersiapkan dirinya, baik mental maupun spiritualnya. Amiin.
baca juga: