Beberapa bulan lalu saya baru menyadari bahwa Indonesia naik peringkat, itu pun saya tahu dari obrolan pengamat militer yang muncul di televisi. Sebelum membahas lebih jauh, ada satu situs rating militer yang sangat terpercaya dan situs no.1 bagi referensi kekuatan militer yang mendeskripsikan kekuatan negara-negara di dunia.
Situs ini bernama Global Fire Power (www.globalfirepower.com), dimana penilaian peringkat militer dinilai bukan hanya sekedar dari berapa banyak alutsista yang dimiliki, melainkan juga melalui penilaian cadangan energi, modernisasi, kesehatan ekonomi sebuah negara, kemampuan Naval (AL) yang mumpuni, dengan pengecualian terhadap situasi politik suatu negara yang tidak masuk kategori penilaian rating.
Setahun lalu tepatnya saya membuka situs GFP dan melihat bahwa Indonesia masih menempati urutan ke-19 dunia, dan saya pun mendapati bahwa beberapa tahun sebelumnya (sekitar tahun 2009-2012) barangkali Indonesia pernah menempati urutan ke-22. Di tahun 2013-2014 Indonesia naik 3 peringkat menjadi urutan 19.
Dan yang terbaru, menurut update-an situs pada Januari 2015, saya mendapati bahwa Indonesia langsung naik beberapa peringkat dan berada dengan gagah di peringkat 12 kekuatan militer dunia. Saya langsung tercengang, betapa tidak? Di tengah hiruk-pikuk politik saat ini, di tengah harga-harga barang yang naik, di tengah aksi unjuk rasa anarkis, petinggi polisi yang main proyek sana-sini dan hanya mengincar jabatan buta institusi, dan di tengah kasus-kasus pembegalan yang marak terjadi, minimal masih ada yang kita banggakan.
Tentu saja situs GFP tidak menilai semua hal diatas, hanya fokus kepada perkembangan militer sebuah negara, dan angka 12 itu adalah angka yang luar biasa dan tidak dapat dipercaya dibandingkan dengan urutan 164 dalam penilaian sepakbola indonesia.
Bayangkan jika seandainya militer indonesia berada di peringkat 164 dunia? maka negara lain tentu tidak segan mempermalukan dan mencemooh indonesia, dan lebih beringas lagi dalam menguras seluruh kekayaan alam negeri yang kita cintai ini.
Di GFP, Indonesia berada di urutan tepat di bawah Israel yang menempati posisi 11, dan Indonesia tepat berada satu tingkat di atas negara Australia. Tentu kedua negara itu (Israel dan Australia) harus berpikir ulang jika macam-macam dengan Indonesia mengingat Indonesia sedang dan tengah menjadi suatu kekuatan militer baru di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia juga saat ini tengah diapit oleh kekuatan NATO diberbagai sudut-sudut timur, selatan, barat, utara. Keberhasilan Amerika dalam mencari teman di kawasan Asia Tenggara menyebabkan banyaknya pangkalan Amerika di kawasan itu. Yang jika dirincikan, akan menjadikan kawasan-kawasan pangkalan seperti Filipina, Australia, Singapura, bahkan di Jepang dan Korea.
Amerika tentu akan memanfaatkan mereka (Perang Proxy andalan Amerika- perang yang memanfaatkan sekutu untuk berada di garis depan) serta Perang Sekutu/Aliansi, di kawasan Asia Tenggara jika sewaktu waktu perang berkecamuk.