Beberapa sumber AS juga mensinyalir Marilyn sebagai seorang artis yang sengaja direkrut CIA untuk menaklukan Soekarno.
Kisah itu diawali, ketika diadakan acara menghormati kedatangan Soekarno dan rombongan. Eric Allen Johnston, Presiden Motion Picture Association of America, membuat perhelatan di The Beverly Hills Hotel.
Pertemuan Bung Karno dan Marylin
Sebenarnya Marilyn tak diundang dan dijadwalkan datang ke pesta itu. Tetapi, saat syuting film Bus Stop dia diajak Joshua Logan. “Saya ingin, kau menemui sahabat saya nanti malam,” kata Logan kepada Marilyn.
Tanpa ragu, Marylin mengiyakan permintaan Logan. Padahal, besok harinya dia akan berulang tahun ke 30 dan harus terbang malam itu juga ke New York untuk sebuah acara.
Datanglah Marilyn ke pesta itu. Ia hadir dengan gaun gelap berleher panjangnya, Marilyn seolah menghidupkan suasana pesta. Selain Marilyn, hadir juga para aktor terkenal lainnya, termasuk Gregory Peck, George Murphy (kelak menjadi senator) dan Ronald Reagan (kelak menjadi presiden AS).
Saat mengetahui kedatangan Marilyn, Bung Karno dengan gaya seorang pria sejati, ia menghampiri artis blonde tersebut. Mereka bertemu dalam suasana akrab hampir selama 45 menit. Layaknya seperti dua sahabat yang lama yang tak bertemu. Momen itu tak disia-siakan oleh para fotografer Amerika dan Indonesia.
Marilyn dengan basa-basi mengatakan, dia menyesal tak diundang ke pesta itu. Namun, Soekarno tak peduli dia diundang atau tidak, asalkan sudah bertemu dengannya.
“Tujuan saya datang ke Amerika, antara lain untuk menemuimu,” kata Soekarno.
Setelah itu, ceritanya tidak bisa ditebak, hubungan mereka berlanjut atau tidak.”(roy)