Kata “insyaqqa” (terbelah) yang digunakan dalam ayat di atas berasal dari kata “syaqqa,” yang juga berarti “menyebabkan sesuatu naik, membajak atau menggali tanah.” Seperti dalam QS. ‘Abasa: 26-27,
“Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,”
Seperti yang kita lihat, kata “syaqqa” dalam ayat di atas tidak digunakan dalam arti “membagi menjadi dua” tapi “membelah tanah, menuai berbagai tanaman.” Ketika dievaluasi pengertian ini, arti kata “syaqqa” dalam ungkapan “bulan telah terbelah” (QS. Al-Qamar: 1) juga dapat menunjukkan pendaratan manusia di bulan pada tahun 1969 dan studi yang dilakukan di daratan bulan. Wallohu A’lam. Bahkan, ada satu indikasi yang sangat penting di sini. Beberapa “abjad” dalam ayat Surat al-Qamar ini juga menunjuk pada angka 1969. |
Satu hal penting dimana perlu ditekankan dalam metode ini perhitungan memiliki kemungkinan menghasilkan jumlah yang sangat besar atau tidak relevan.
Pada tahun 1969, astronot Amerika melakukan penelitian di Bulan, menggali tanah dengan berbagai peralatan, dan hasil galian (spesimen) itu ikut dibawa kembali ke Bumi.
Kita harus, bagaimanapun, membuat jelas bahwa pemisahan Bulan ini tentu saja salah satu mu’jizat yang diberikan kepada Nabi SAW. oleh Allah. Keajaiban ini terungkap sehingga dalam sebuah hadits disebutkan:
“Orang-orang Mekah meminta Rasulullah untuk menunjukkan kepada mereka sebuah keajaiban. Ia menunjukkan bulan dibelah menjadi dua bagian sehingga Gua Hira bisa terlihat diantara keduanya.” (HR. Bukhari). |
Mu’jizat Rasulullah Saw. mengenai terbelahnya Bulan terungkap dalam ayat tersebut. Namun, karena Al-Qur’an adalah kitab yang tak pernah lekang oleh waktu, mungkin ayat ini juga ditujukan untuk penjelajahan Bulan di zaman kini seperti yang dilakukan pada tahun 1969. Wallohu A’lam Bishshowwaab.