KOTA KINABALU – Kasus kematian Zara Qairina (13), siswi SMKA Tun Datu Mustapha Limauan di Papar, Sabah, kembali memanas. Setelah sempat dinyatakan polisi selesai diselidiki, ibu korban, Noraidah Lamat, melaporkan temuan mengejutkan: memar di punggung jenazah saat proses pemulasaraan di rumah sakit (18/7/2025).
Kronologi Tragedi yang Mengguncang Malaysia
Zara ditemukan tak sadarkan diri di selokan dekat asrama sekolahnya pada 16 Juli 2025 pukul 04.00 pagi. Meski sempat dilarikan ke Hospital Queen Elizabeth I, nyawanya tak tertolong. Dugaan awal menyebut ia jatuh dari lantai 3 asrama, namun temuan memar terbaru menguatkan kecurigaan keluarga tentang adanya kekerasan sebelum kematiannya.
Laporan Baru yang Bongkar Kejanggalan
Kuasa hukum keluarga, Hamid Ismail dan Shahlan Jufri, menjelaskan Noraidah baru mengingat memar itu saat dimintai keterangan (1/8/2025):
“Dia masih trauma dan syok saat pemakaman. Memar di punggung itu jelas terlihat saat dimandikan.”
*(Free Malaysia Today, 2/8/2025)*
Mereka mendesak pembongkaran makam (ekshumasi) dan autopsi ulang untuk mengungkap penyebab pasti kematian dan kemungkinan unsur pidana.
Respons Pemerintah & Polisi
- PM Anwar Ibrahim menegaskan tak ada pihak yang dilindungi:
“Siapa pun yang terlibat konspirasi tak akan diselamatkan. Tapi jangan menuduh tanpa bukti!”
*(The Star, 3/8/2025)*
- Polisi Sabah, Datuk Jauteh Dikun, mengonfirmasi laporan baru akan ditinjau ulang meski 60 saksi sudah diperiksa.
Masyarakat Berbondong Desak #JusticeForZara
Kasus ini menyoroti kerentanan siswa asrama dan maraknya spekulasi di medsos, termasuk:
Dugaan perundungan sistematis di sekolah
Isu keterlibatan oknum berpengaruh
Kritik atas sistem pengawasan asrama yang lemah
Tagar #JusticeForZara pun menjadi simbol desakan publik atas transparansi dan keadilan.


